Budidaya Udang Vanamie sistem Intensif
Sedemikian penting fungsi mineral
pada air petakan tambak udang, demikian juga fungsi jasad renik (bakteri) yang bagus
untuk menjaga kondisi air lebih sesuai untuk tumbuh kembang udang. Pemberian
pakan dan penambahan vitamin/stamino yang bagus terutama untuk tambak semi
maupun intensif, super/supra intensif.
Literasi panduan ini kami rangkum dari berbagai sumber, baik buku/tulisan, hasil diskusi, hasil percobaan sendiri maupun dari pendapat berbagai kalangan yang berpengalaman dibidang budidaya udang vanamei intensif/ tradisi, dengan
harapan bisa menjadi alternatif untuk para praktisi, pelaku maupun pecinta
tambak udang di Indonesia.
Jayalah Indonesia, jayalah udang
Indonesia.
Persiapan
Air untuk Budidaya Udang Vanamie
I.Sterilisasi air
petakan
Sebelum
air dimasukkan ke petakan, sebaiknya dilewatkan tandon dulu baru dialirkan ke
petakan. Setelah di Petakandilakukan perlakukan seperti Kaporit, Crustacid dan Saponin
untuk mensterilkan air dari kuman dan pirid yang mungkin terbawa dari air laut
maupun dari sumur bor.
Untuk
luas petakan 1000 m2:
Untuk
sterillisasi persiapan Air:
- Kaporit:30-35
ppm atau TCCA atau desinfektan cair
- Crustacid:
1-1,5 ppm
- Saponin:
15-25 ppm (tergantung salinitas)
Kincir
dihidupkan 100% pada siang hari. Setelah 2 hari, Dan setelah itu dilakukan
sipon untuk membuang suspensi/ sisa bahan sterilisasi dan mengganti air yang
terbuang.
II.
Pembentukan Plankton/ Aplikasi Probiotik sebelum Tebar Benur.
Selanjutnya
untuk membuat kondisi air menyerupai kondisi air di alam maka perlu dihidupkan
biota air beruap jasad renik yang terdiri dari bakteri baik. Dalam hal ini,
kita menggunakan Probiotik Biovisi.
Aplikasi
dengan probiotik yang mengandung bakteri pengurai amoniak, nitrit dari golongan
bakteri Nitrifikasi dan Bacillus.
Untuk
menambah efektifitas bakteri di petakan, sebaiknya difermentase dulu dengan
bahan organik dengan tujuan untuk menambah bahan organik di dalam petakan,
tetapi bahan organik tersebut sudah terurai sempurna untuk menghindari proses
penguraian bahan organik yang secara massif di petakan sehingga hal tersebut
bisa mengurangi kadar DO (oksigen terlarut) air karena terpakai oleh bakteri
dalam menguraikan bahan organik.
Probiotik
dan Bahan bahan Fermentase :
-
10 kg katul
-
10 kg tepung
kedelai
-
10 kg calcium
(CaO)
-
Air 150 liter
-
Molasse 3 liter
-
Biovitagen (multivitamin
dan stamino) 200 gram
-
Biovisi Nitro
atau Biovisi Multi 3 liter
Setelah
semua bahan dimasukkan dalam wadah (sebelumnya bahan katul, tepung kedelai,
kalcium) dicampur baru dimasukkan dalam wadah berisi air yang sudah dicampur
dengan molases dan Probiotik Biovisi (drum). Selanjutnya Untuk mempercepat
proses fermentase, sebaiknya gunakan heater dan aerator untuk menstabilkan suhu
di 350C.
Pengamatan
dilakukan setiap 12 jam, dengan mengaduk supaya semua bahan organik bisa
terurai/ terfermentase dan menghindarkan
penimbunan yang lama sehingga rentan terjadi pembentukan H2S dan Amoniak.
Pada
hari ke tiga atau setelah 2 x 24 jam, biasanya bakteri sudah aktif secara
massif terllihat dari munculnya gelembung dari dasar wadah yang naik keatas dan
membentuk sejenis buih yaitu hasil oksidasi bakteri.
Setelah
36 atau 48 jam, hasil fermentase sudah bisa diaplikasi ke petakan dengan dosis 40
-50 ppm atau untuk luasan 1000 m2 dengan tinggi air 1 m adalah 400-500 x 0,1 =
40 – 50 liter untuk luasan 1000m3 dan menghidupkan kincir 50 % pada siang hari
dan 100% pada malam hari.
Biarkan
minimal 7 hari sebelum bibit ditebar dipetakan, dan selanjutnya, pengamatan air
dipetakan dilakukan dengan mengukur kecerahan air dan mengamati munculnya
jentik nyamuk sebagai pertanda bahwa air sudah organik dan kadar DO (oksigen
terlarut) sudah memadai >3 ppm.
Untuk
memastikan kualitas air terhadap kadar mineral terutama Ca, Mg dan Salinitas,
lakukan pengukkuranya secara teliti. Siapkan Rendaman Mineral (Rendaman berisi
serbuk mineral yang dibutuhkan untuk menjaga kualitas air terutama kadar
Mineral). Rendaman Mineral tersebut, bisa seperti berikut ini :
Rendaman
Mineral (RM), Bahan dan Alat
1.
CaO : 20 kg
2.
CaMg(CO3)2 : 10
kg
3.
Zeolith (CO3)2
: 10 kg
4.
Molases : 10
liter
5.
Air tawar : 100
liter
6.
Wadah drum isi
200 liter
Cara
Pembuatan Rendaman Mineral (RM):
1.
Masukkan 20 kg
CaO ke dalam wadah/ tempat pencampuran berkapasitas 100 liter, aduk pelan pelan
kemudian biarkan beberapa jam untuk menghindari panas tinggi.
2.
Masukkan
CaMg(CO3)2 dan juga Zeolith. Aduk hingga larut sempurna.
3.
Masukkan molase
10 liter, kemudian ditambah air hingga isi +/- 180 liter, aduk dan wadah
ditutup, kemudian biarkan 3 x 24 jam dan siap diaplikasi semuanya utk 1 petakan
seluas 1000 M2
Kadar
Mineral (Ca, Mg dan Salinitas) air juga menentukan dosis aplikasi RM.
Kalau
data mineral air Alkali dibawah 100, Ca
nya dibawah 350 dan Mg nya di bawah 900.. maka dosisnya 50 ppm .. selama 3 hari
berturut turut .. hari ke 4 cek lagi datanya.. hari ke 5 menyesuaikan dosis
perubahannya.. bisa tdk bergeser lakukan ulang lagi.. klu sudah bergeser naik..
maka dosis bisa dikurangi rendaman Mineral nya..
Untuk
aplikasi CaCl sebaiknya jangan tunggal tapi dibarengi MgCl agar terjadi keseimbangan supaya plankton tidak mudah drop
Untuk
menghitung kadar Ca dan Mg :
Ca =
Salinitas x 11,7
Misalnya
Salinitas 30 maka
Ca =
30 x 11,7 = 351
Mg =
Salinitas x 37
Jika
Salinitas = 30 maka,
Mg =
1.110.
Jika
unsur Ca <350 maka : Udang kurang lincah dan cenderung kurang selera makan,
Jika
unsur Mg kurang (< 900), maka udang mudah kram bahkan terjadi Ngapas dan
rentan terkena Myo dan WS.
TDS
= total dissolved solid (total mineral Ca dan Mg) dari data diatas maka TDS =
1.461
Ca
hardness laut : 12 x salinitas x 2,5
Mg
hardness laut : 36 x salinitas x 4,1
Ca
hardness kolam : 1,3 x Ca hardness laut
Kalau
pake test kit maka Ca dan Mg ion dihilangkan 2,5 dan 4.1 artinya hanya Ca atau
Mg x salinitas.
Kalau
di lab, biasa titrasi hasilnya hardness.
Dosis
Penggunaan Rendaman Mineral (RM) :
1.
Untuk perbaikan
air di petakan, aplikasi pada pagi hari dengan dosis 25 ppm.
2.
Untuk Kesehatan
udang, aplikasi malam hari dengan dosis 25 ppm
3.
Lakukan sampai
semua persediaan habis.
Sebelum
penebaran benur, lakukan 1 kali saja, dan setelah penebaran benur, lakukan sesuai kondisi
Selengkapnya
Aplikasi Rendaman Mineral (RM) mulai
persiapan sampai panen :
Aplikasi
Di Tahap Persiapan
Mulai
pembentukan air (kepekatan air) dengan dosis 25 ppm, pada jam 09.00 pagi.
Adapun
batasan sampai kapan aplikasi pada pagi hari? Sampai pada kecerahan air petakan
40 cm.
3
hari sblm tebar aplikasi RM 30 ppm dan nanti di Doc 15 bru kasih lgi 3 ppm pagi
dan 3 ppm malam ini sifatnya kondisional.
Aplikasi
pada Tahap Budidaya
Aplikasi
pagi mulai doc 1 hari sampai air terbentuk (kecerahan 35 cm) pada Pagi (09.00)
Jika
kondisi kecerahan sudah stabil (berplankton dan mengkilap) maka RM sebaiknya di
aplikasikan pada malam hari (21.00) dg dosis 20 - 30 ppm karena tujuannya hanya
untuk mengontrol kepekatan plankton
Catatan
Semakin
besar udang maka semakin banyak membutuhkan mineral yg terkandung pada Rendaman
Mineral utk itu dosisnya perlu ditambah.
Utk
mengatasi musim bedinding thn ini. Dimana temperatur dasar petakan bisa sampai
24°C. Dan pada suhu tsb, semua metabolisme kehidupan di kolam seakan kurang
maksimal shg dampaknya pada pH, Alkalinitas, Calcium dan Magnesium akan
meningkat. Maka dianjurkan utk penggunaan RM jgn melebihi dari 15 ppm.
Selanjutnya,
perlu diperhatikan, jika kecerahan kurang dari 30% maka pemberian probiotik
dilakukan sesuai kebutuhan (dosis 30 – 40 ppm). Dan jika kondisi sudah normal
dimana kecerahan 40 %, plankton sudah terbentuk, proses penguraian bahan
organik sudah berjalan baik, proses sipon, pemberian pakan sudah normal, maka
untuk mempertahankan kondisi tersebut, lakukan aplikasi-aplikasi berikut al :
-
Pemberian Mineral
(RM) jam 7 malam dosis 25 ppm
-
Pemberian Vitamin
jam 7 pagi (dicampur di pakan dosis 3 gram/ kg pakan)
-
Pemberian
Probiotik Biovisi setiap 4 – 5 hari jam 11 siang dosis 15 ppm.
Penggunaan
Probiotik Selama Budidaya
Untuk
mempertahankan jumlah bakteri pengurai di dalam air petakan, maka perlu
penambahan probiotik yang disesuaikan dengan kondisi kepekatan plankton.
Jika
pada awal persiapan tambak, penggunaan probiotik sudah dilakukan dan hasilnya
sudah memadai, maka untuk pemeliharaan penggunaan probiotik tidak perlu lagi
difermentase sebelumnya. Sehingga dosis penggunaan sudah bisa disesuaikan
dengan dosis yang tertulis di kemasan yaitu 0,5 – 1,5 ppm disesuaikan dengan
kondisi kepekatan plankton.
Cara
menghitung dosis yang menggunakan satuan ppm (part per milllion).
Cth
: Dosis Probiotik Biovisi 0,5 ppm.
Maka
kebutuhan untuk luasan 1 ha adalah 10 x 0,5 kg atau 5 kg sekali aplikasi.
Untuk
luasan 1000 m2 maka dosis : (serbuk/ cair)
0,5
ppm = 1 x 0,5 = 0,5 kg.
1
ppm = 1 x 1 = 1 kg
1,5
ppm = 1,5 x 1 = 1,5 kg.
Untuk mempermudah aplikasi supaya lebih merata,
maka probiotik bisa diencerkan dengan air sesuai kebutuhan. Misalnya utk luasan
1 ha diencerkan dengan air 100 liter, diaduk lalu ditebar.
Untuk
luasan 1000 m2 diencerkan dengan air 20 liter, diaduk lalu ditebar atau sesuai
kebiasaan.
Karena
pengenceran hanya dilakukan sebentar, maka tidak perlu ada penambahan molase
atau baan lainnya.
Cara
menaikkan ADG Udang :
1.
Unsur mineral
tercukup CaMg dan alkalinitas
2.
Indek dan FR
ditingkatkan
3.
Selain itu pake
kontrol ancho diperlonggar dikit. Max jam cek 1,5-2 jam dg % ancho 1.5% serta
kenaikan pkn/hari 3%-5%
4.
Formula RS
Dosis RS dari 20kg tambahkan menjadi 40kg. Kasih ragi 7butir yg sdh dihaluskan.
Tambah mikro mineral 5kg. Aplikasi malam rutin. Suhu dini hari yg awalnya 24c.
Sekarang jadi 26c.
5.
Tambahkan vitamin
dan stamino di pakan.
Bagaimana
mengatasi lumpur hitam??
Lumpur
hitam adalah akumulasi suspensi, sisa plankton, floc, dan bahan organik yang menumpuk didasar petakan,
tidak terbuang sewaktu sipon dan lama lama berubah warna menjadi hitam. Ciri ciri air/ lumpur tersebut adalah berwarna hitam dan berbau amis, Hitam pekat,
bau nya anyir seperti bau ikan sidat.
Kondisi
anaerobik lumpur tersebut menyebabkan munculnya H2S, Amoniak dan Pirid. Hal ini
terjadi karena bakteri pengurai seperti Nitrobakter, Bacillus dll (bakteri
aerob) yang diaplikasi dipermukaan air tidak bisa menyentuh ke dasar lumpur
karena kondisinya yang hampir tidak mengandung oksigen (anaerob). Sehingga
perlu diaplikasi probiotik yang anaerob facultatif atau yang mamupu aktif pada
kondisi anaerob dan aerob seperti Bakteri Rhodobakter.
Bahan :
1.
Biovisi Thiorhodo
1 kg
2.
Nitribac : 0,5
kg
3.
Tepung terigu/
tapioka 5 kg
4.
Telur ayam 3
butir
5.
Terasi 1 keping
6.
Micin 100 gram
7.
Molase 1 liter.
8.
Air secukupnya
(sampai kondisi campuran bahan dan bakteri menjadi gel).
Campurkan
Tepung terigu dengan biovisi Thiorhodo dan Nitribac dan diaduk sampai homogen.
Sediakan
air 2 liter dan larutkan molase 1 liter, aduk dan siram secara merata ke
campuran tepung dan bakteri, diaduk hingga membentuk gel.
Setelah
itu bentuk bulatan seperti pentol yang didalamnya dimasukkan kerikil sebagai
pemberat lalu dilemparkan/ diletakkan di lumpur yang menjadi sasaran.
Lakukan
pengamatan hingga kondisi lumpur sudah berubah artinya, bakteri Thiobacillus
dan Rhodobakter sudah menguraikan H2S, Amoniak dan pirid didalam lumpur hitam
secara khemoutotroph.
Untuk
perawatan selanjutnya, penambahan Rendaman Mineral (mineral) dan Probiotik
harus dilakukan secara simultasn sesuai dengan kondisi air yang diinginkan
untuk tumbuh kembang udang.
Pembuatan
fermentase Thiorhodo untuk air petakan adalah seperti
berikut :
1.
Thio Rhodo 1 Kg yang serbuk atau 3 liter kalau
menggunakan yang cair.
2.
Nitribac 0,5 kg
yg serbuk atau 1 liter kalau menggunakan yg cair
3.
Telur ayam 3
butir
4.
Terasi 1 keping
5.
Micin 100 gram
Telur
bersama cangkang, terasi dan micin diblender sampai halus, masukkan ke dalam
drum berisi air 50 liter, aduk dan pasang heater dan aerator untuk meningkatkan
efektifitas bakteri. Biarkan selama 3 x 24 jam dan siap diaplikasi ke petakan
dengan dosis 10 ppm
Aplikasi/
penggunaan bakteri yang sudah
difermentase dilakukan pada jam 10-11 pagi.
LATEST
Older
Post a Comment
Post a Comment